B. UPACARA ADAT PADA SAAT PERNIKAHAN
A. PENJEMPUTAN CALON PENGANTIN PRIA
Apabila dikediaman calon mempelai wanita telah siap untuk melaksanakan akad nikah dan waktunya sudah ditentukan maka pihak dari keluarga calon mempelai wanita mengutus salah seorang kerabatnya ( sebaiknya oleh kerabat yang sudah berpengalaman ), untuk menjemput calon pengantin pria di kediamannya.
B. NGABAGEAKEUN
Setibanya rombongan calon pengantin pria di kediaman calon pengantin wanita, kemudian disambut dengan pengalungan bunga kepada calon pengantin pria yang dilakukan oleh ibu calon mempelai wanita, kemudian setelah bersalaman calon pengantin pria diapit oleh kedua orang tua dari calon pengantin wanita menuju tempat akad nikah,
Makna dari pengalungan bunga adalah :
Kalung pengantin pria atau disebut juga usus ususan yang terbuat dari bunga melati atau bunga sedap malam ,melambangkan bahwa keluarga/orang tua dari pihak calon mempelai wanita menyambut dan menerima kedatangan/kehadiran calon pengantin pria dengan hati yang suci bersih dan tangan terbuka
C. AKAD NIKAH
Posisi duduk pada saat akad nikah adalah :
- calon pengantin pria di sebelah kanan calon pengantin wanita.
- wali ikah dihadapan calon pengantin pria ( kecuali bila diwakilkan pada petugas KUA/penghulu
atau Naib/lebe)
- petugas KUA/penghulu atau naib/lebe duduk disebelah wali nikah
- ayah dan ibu dari calon pengantin pria duduk di sebelah calon pengantin pria
- saksi dari pihak calon pengantin pria duduk di sebelah orang tua calon pengantin pria
- ibu calon pengantin wanita duduk di sebelah calon pengantin wanita
- saksi dari calon pengantin wanita duduk di sebelah ibu calon pengantin wanita
Pada saat ijab kabul tergantung dari adat kebiasaan dari daerah setempat, apakah calon pengantin wanita dihadirkan pada saat ijab kabul atau tidak. Apabila calon pengantin wanita dihadirkan pada saat ijab kabul, setelah acara pendataan dari penghulu/petugas KUA kedua calon pengantin dipakaikan kerudung / tiung panjang berwarna putih melambangkan penyatuan dua insan yang masih murni baik lahir maupun bathin. Kerudung di buka pada sat kedua pengantin akan menandatangani surat nikah.
Adapun susunan acara pada saat akad nikah sbb:
- pembukaan
- pembacaan ayat suci Al Qur`an dan saritilawahnya
- kata sambutan / penyerahan dari pihak calon pengantin pria
- kata sambutan / penerimaan dari pihak calon pengantin wanita
- penyerahan seserahan secara simbolis , di lakukan oleh ibu calon pengantin pria kepada ibu calon
pengantin wanita
- pendataan dan khutbah nikah oleh penghulu / petugas KUA
- ijab kabul
- pembacaan sighat taklik / talak talik oleh pengantin pria
- penandatanganan surat nikah
- penyematan dan penyerahan mas kawin
- nasehat perkawinan
- Do`a
- penutup
D. SUNGKEMAN
Setelah prosesi akad nikah selesai dilakukan sungkeman oleh kedua pengantin kepada kedua orang tua pengantin, diawali dengan sungkem kepada kedua orang tua pengantin wanita kemudian dilanjutkan kepada kedua orang tua pengantin pria.
E. NYAWER / SAWERAN
Acara saweran atau nyawer dilaksanakan setelah acara sungkeman dan di lakukan di `panyaweran` yaitu antara halaman dan rumah yang terdapat tempat jatuhnya air dari atap / genting.
Upacara saweran atau nyawer melambangkan peupeujeuh ti kolot ( nasehat dari orang tua) untuk kedua pengantin dalam berumah tangga
Kedua pengantin duduk di serambi muka menghadap ke halaman, posisi duduk pengantin wania di sebelah kiri pengantin pria dengan di payungi dan didampingi sanak saudara dan handai taulan. Pada saat ini yang memegang payung adalah pager bagus dan di dampingi oleh pagar ayu.
Pemandu upacara saweran melantunkan kidung sawer yang berisi wejangan / nasehat perkawinan dan doa diselingi menaburkan beras kuning sedikit sedikit.
Setelah selesai pemandu `ngidung`, dilanjutkan dengan menaburkan sisa beras kuning , uang logam dan permen kepada semua orang yang hadir oleh kedua orang tua pengantin pria dan kedua orang tua pengantin wanita, dan semua yang hadir beramai ramai memungutnya. hal ini melambangkan bahwa orang tua memberikan contoh kepada kedua pengantin untuk tidak segan segan memberikan bantuan pada handai taulan
Alat alat yang disediakan untuk acara saweran adalah :
- Payung besar ,
yang mempunyai makna bahwa pengantin ada dalam lindungan Allah SWT dalam satu atap.
- Bokor yang berisi :
- uang logam
yang mempunyai makna harta kekayaan
- beras kuning
yang mempunyai makna rezeki yang mendapat berkah seperti kunyit yang menempel pada beras.
- permen / gula gula
yang mempunyai makna bahwa dalam berumah tangga berharap mendapatkan yang manis manis
- tektek / lepit (3,5 atau 7 biji )
yang mempunyai makna bahwa dalam berumah tangga dapat memperkecil masalah yang dihadapi.
F. MEULEUM HARUPAT DAN NINCAK ENDOG
Setelah acara saweran dilanjutkan dengan acara meuleum harupat dan nincak endog.
A. Tata cara meuleum harupat
- pengantin di bawa ke depan pintu ( diambang rumah ), pengantin berdiri berhadapan dan pemandu
acara berdiri di serambi rumah.
- pengantin pria memegang harupat (lidi enau) dan pengantin wanita memegang lilin / pelita
- harupat yang di pegang pengantin pria di bakar dengan lilin oleh pengantin wanita.
- harupat yang menyala ditiup oleh pengantin pria kemudian oleh pengantin wanita di masukkan ke
dalam kendi yang berisi air hingga padam
- harupat diambil oleh pengantin pria kemudian dipatahkan dan dilempar kebelakang tanpa menoleh
ke belakang.
- kemudian kendi di pegang oleh kedua pengantin, pengantin pria memegang bawah kendi dan
pengantin wanita memegang atas kendi, kemudian di pecahkan bersama sama (dijatuhkan)
Makna dari acara meuleum harupat :
- Harupat yang dibakar oleh pengantin wanita kemudian ditiup oleh pengantin pria adalah : apabila
istri sedang marah atau panas dapat di padamkan oleh suami
- Harupat yang masih panas kemudian dipadamkan oleh pengantin wanita adalah : diharapkan dalam
perkawinannya seorang istri dapat meredam nafsu amarah suami dan penawar hati suami yang
sedang panas.
- Harupat yang dibuang kebelakang tanpa menoleh adalah : sifat buruk ( geutas harupateun )
hendaknya dapat di buang jauh, dan apabila ada masalah /persoalan dapat di pecahkan bersama
kemudian di buang jauh tanpa di ingat kembali.
Alat yang disediakan untuk meuleum harupat :
- baki
- kendi berisi air
- harupat
- lilin / pelita
B. Tata cara nincak endog
- endog sareng elekan di himpit ku tunjangan nu di bungkus lawon bodas (dihimpit oleh
tunjangan yang sudah di bungkus kain putih).
- kemudian pengantin pria menginjak tunjangan sampai telor pecah
- pengantin wanita berjongkok untuk mencuci kaki pengantin pria dan kemudian melapnya dengan
serbet, jempol kanan pengantin pria diletakkan di ubun ubun pengantin wanita
- pengantin wanita kemudian memecahkan kendi sampai hancur.
Makna dari acara nincak endok :
- telor dan elekan melambangkan gadis dan jejaka
- papan tunjangan yang di bungkus kain putih melambangkan pernikahan yang di tunjang / didasari
dengan kesucian
- pengantin wanita mencuci kaki pengantin pria melambangkan baktinya seorang istri terhadap suami
- kendi yang dibanting sampai hancur oleh pengantin wanita, melambangkan bahwa seorang istri
akan melupakan masalah yang telah lalu dalam pernikahannya untuk menghadapi hidup baru
- telor yang dipecahkan oleh pengantin pria melambangkan pengorbanan seorang istri terhadap suami
atau dalam bahasa sunda " Pamasrahan waruga istri ka caroge, suka, kajeun dirusak pakara, asal
tipis pikir, pamisah ditawauran, caroge sumping ka bumi ulah nyandak hate rungsing (asal raos
hate) ", artinya melambangkan pengorbanan seorang istri yang rela menyerahkan kegadisannya asal
suami tentram pikirannya dan pulang kerumah tidak membawa kejengkelan.
# Tawauran - panyaweran atau tempat antara rumah dan halaman depan
Alat yang disediakan untuk acara nincak endog :
- baki
- kendi berisi air
- telor 1 butir
- elekan (awi tamiang) bambu kecil dengan ukuran kira" 20 cm
- handuk kecil
- papan tunjangan yang sudah di bungkus kain putih.
G. BUKA PINTU
Setelah selesai acara meuleum harupat dan nincak endog, pengantin wanita dibawa masuk ke dalam rumah sedangkan pengantin pria tetap berada di luar untuk acara buka pintu.
Tata cara buka pintu
- pemandu acara buka pintu melantunkan kidung yang berisi wejangan dan nasihat untuk kedua
pengantin
- setelah pemandu selesai ngidung, pengantin pria mengetuk pintu 3x
- kemudian pengantin wanita bertanya siapa gerangan yang berani mengetuk pintu
- maka terjadilah tanya jawab dalam bentuk berbalas pantun
- Akhirnya pengantin wanita meminta agar pengantin pria membaca syahadat apabila benar dia
adalah suaminya
- setelah membaca syahadat pintu pun di buka oleh pengantin wanita
- pengantin pria melangkah masuk dan disambut dengan `munjungan` pengantin wanita, kemudian `pacantel` menuju ke pelaminan.
Maksud dan tujuan acara buka pintu :
- untuk meyakinkan bahwa suaminya betul beragama islam, dengan di tandai membaca kalimat
syahadat
- melambangkan bahwa suami harus bersikap tertib, sopan dan santun dalam memperlakukan istrinya
- untuk yang non muslim acara buka pintu bisa dilaksanakan cukup dengan mengetuk pintu 3x saja
oleh pengantin pria.
H. HUAP LINGKUNG
Alat alat yang disediakan untuk acara huap lingkung
- baki
- piring berisi nasi punar dengan jumlah 8 bulatan kecil
- piring yang berisi nasi punar yang berjumlah 5 bulatan kecil
- gelas yang berisi air minum 2 buah
- kobokan diisi air 2 buah
- serbet 2 buah
- piring beisi bakakak hayam
Tata cara huap lingkung
- orang tua kedua pengantin mencuci tangannya dahulu dengan air dalam kobokan kemudian
melapnya
- ibu dari kedua pengantin berdiri di samping anaknya masing masing, kemudian menyuapkan nasi
punar pada anaknya masing"
- ibu dari kedua pengantin berdiri di samping menantunya kemudian menyuapkan nasi punar kepada
menantunya
- bapa dari kedua pengantin berdiri di samping anaknya masing" dan menyuapkan nasi punar kepada
anaknya.
- bapa dari kedua pengantin berdiri di samping menantunya kemudian menyuapkan nasi punar pada
menantunya
- kedua pengantin mencuci tangan dahulu kemudian melapnya
- kedua pengantin duduk berhadapan, kemudian saling menyuapi nasi punar
- kedua pengantin duduk merapat dan tangan kanan pengantin wanita yang memegang nasi punar
dilingkarkan kebelakang pengantin pria, tangan kiri pengantin pria yang memegang nasi punar
dilingkarkan ke belakang pengantin wanita, kemudian saling menyuapi
- satu buah nasi punar diambil secara berebut oleh kedua pengantin, kemudian di bagi dua dan
dimakan bersama
- kedua pengantin duduk berhadapan kemudian saling memberi minum
- kedua pengantin berhadapan kemudian secara bersamaan menarik paha ayam, pabetot betot
bakakak.
Makna dan tujuan dari huap lingkung :
- Huap lingkung berarti saling menyuapi dengan di `lingkung` (disaksikan) oleh sanak saudara, dan
mulai saat itu antara suami dan istri harus saling mengasihi ( silih asih, silih asah, silih asuh)
- orang tua menyuapkan nasi punar maknanya adalah suapan terakhir dari orang tua yang akan
melepas anaknya untuk memulai hidup baru, dan kasih sayang orang tua sama besarnya baik itu
kepada anaknya atau mantunya
- kedua pengantin saling menyuapi mempunyai makna bahwa kedua pengantin diberikan kesempatan
untuk saling bersentuhan dan menjadi akrab, karena pada jaman dahulu pengantin wanita dan pria
belum saling mengenal dan tabu untuk saling bersentuhan apabila belum menikah
- nasi punar yang di bagi dua dan dimakan bersama maknanya rejeki meskipun sedikit dapat
dinikmati bersama
- saling memberi minum maknanya menjalin dan menjaga kerukunan dan kemesraan suami istri
- pabetot betot bakakak maknanya dalam mencari rejeki supaya giat, ada anggapan yang mendapat
bagian yang lebih besar akan membawa rejeki dalam rumah tangganya (wallahu alam), bagian yang
kecil di makan bersama sama yang artinya meskipun mendapat kecil tapi dapat dinikmati bersama
I. MENERIMA DO`A RESTU
- Setelah upacara adat selesai dilanjutkan dengan memberikan do`a restu untuk pasangan pengantin
- pengantin wanita bediri di sebelah kiri pengantin pria,
Dari berbagai sumber