Istilah-istilah Dalam Produk Kecantikan



Produk kecantikan atau kosmetik makin mutakhir. Namun kerap kali kita tak tahu bahan-bahan apa saja yang terkandung dalam obat jerawat Anda misalnya. Ingin cantik malah salah obat. Lebih baik intip dulu fungsi bahan kosmetik Anda. 

Istilah-istilah di bawah ini sering ditemui dalam produk kecantikan yang banyak dikonsumsi masyarakat. 


pH 
pH adalah singkatan dari percentage of hidrogen yang artinya adalah takaran keasaman kandungan zat kimia pada produk kosmetik. Kadar pH yang tinggi bisa sangat berbahaya bagi kulit Anda. Pada awalnya produk yang mengandung pH tinggi bisa menyembuhkan tapi kemudian malah akan menjadi boomerang. Demi keamanan, lebih baik gunakan produk kosmetik yang mengandung tingkat keasaman rendah. 

AHA
Bahan anti oksidan yang memberikan efek segera dengan bagian luar lapisan kulit, memperlemah ikatan yang menahan sel-sel kulit mati. 

Blemish
Noda berupa titik dipermukaan kulit wajah yang merupakan dampak hiperpegmentasi

Hiperpegmentasi
Proses pembentukan pigmen dibawah kulit yang berlebihan (tidak normal) sehingga menyebabkan noda-noda kecoklatan & membuat warna kulit wajah tidak merata. 

Collagen
Sejenis protein berbentuk serat yang berfungsi mengikat jaringan dibawah kulit. Kekurangan kolagen cenderung membuat kulit tidak kenyal lagi. 

Sebum
Materi berminyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous (kelenjar minyak) dibawah kulit. 

UV A
Salah satu unsur sinar UV yang dapat mencapai lapisan dermis (lapisan dalam kulit) yang dapat menyebabkan penuaan dalam jangka panjang, hiperpegmentasi & keriput. 

UV B
Salah satu unsur sinar UV yang hanya berpengaruh pada lapisan epidermis (lapisan luar kulit) yang menyebabkan kulit menjadi merah & terbakar. 

Dermatologist Tested 
Berarti produk tersebut sudah diuji dan berada di bawah pengawasan ahli kulit (dermatolog). 

Fragrance-free 
Produk (yang sebenarnya) memakai pengharum tapi nggak terdeteksi baunya. 

36M 
Singkatan dari 36 Months. Artinya, usia maksimal pemakaian produk tersebut adalah 36 bulan semenjak pertama kali kemasan dibuka. 

Minyak Parafin  
Sebagai bahan dasar kosmetik, karena tak bisa menyerap ke dalam kulit, pori-pori kulit akan tersumbat dan bersifat komedogenik (menimbulkan komedo). Cari kosmetik yang mengandung minyak nabati seperti minyak zaitun yang menutrisi kulit. 

Formaldehide 
Bahan pengawet yang bisa membuat kulit kering dan iritasi. 

Lanolin 
Pelumas dari lemak kulit domba yang digunakan sebagai bahan pelembut kosmetik yang bisa menyebabkan reaksi alergi dan bersifat komedogenik. Pilih pelembut dari tumbuhan mengandung silk amino acid atau squalene. 

Essence 
Ini adalah wewangian dasar yang biasa digunakan untuk parfum, sabun atau produk lainnya. 

Sebaiknya sebelum memutuskan akan menggunakan produk kosmetik tertentu, Anda haruslah lebih teliti. 



(Berbagai sumber)